Wednesday, November 09, 2011

Teruntuk Istriku

wahai istriku, Selvy Eliyana, tidaklah kiranya kita iri dengan pernikahan yang megah dan mewah laksana pernikahan putri sultan..

kesederhanaan dan semangat bersatulah yang membuat kita kuat sampai saat ini..

terkenang bahwa dulu kami keluarga kecil melamar pada keluargamu..
(keluarga kecil?? iyah karena saya berstatus anak tunggal dari ibuku)
terasa pahitnya kita saat mencari tempat untuk akad nikah..
sukarnya mencarikan orang yang mau menjadi walimu saat akad nikah..

sederhananya dirimu dan keluargamu yang tidak mengharapkan resepsi pernikahan di gedung yang mewah..
renungkanlah bahwa saat itu saya hanyalah seorang karyawan baru di perusahaan swasta..yang tentunya tak mampu menyewa gedung untuk pernikahan..berkat doa, tawakal dan kejujuran yang kita bina kita akhirnya keluarga dekat kita bersedia memberikan tempatnya untuk acara pernikahan kita..

teringatkah kau bahwa saya tidak mampu menghubungi percetakan untuk mencetak undangan pernikahan..kalau kau ingat, surat undangan yang kita bagikan adalah buah tangan kita berdua...

terkenangkah kau bahwa kita tidak memberikan souvenir pernikahan kepada tamu..karena memang kita tidak sempat mencari dan membeli souvenir pernikahan..maklumlah saat itu saya masih disibukkan oleh urusan pekerjaan..

jangan kau bandingkan dengan orang lain yang punya kakak/adik yang membantu dalam mempersiapkan pernikahan..

kita berharap hal itu menjadikan kita kuat untuk terus bersama..love..